Minggu, 26 November 2017

Daur Ulang Sampah Plastik yang Dijadikan Bata Bata atau Disebut“EcoBrick”

Pengertian Sustainable Aarchitecture
Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Dalam manajemen limbah,
1.Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
2.Membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.
Menurut Berge dalam bukunya The Ecology of Building Materials (2000), ada tiga tingkatan hierarkial daur ulang sesuai dengan manfaatyang diperoleh, yaitu:
1.Re-use 
Re-use atau penggunaan kembali ialah tingkatan tertinggi dalam daur ulang, yaitu menggunakan kembali barang yang sudah dipakai namun masih memiliki sisa umur.
2.Recycle
Recycle memerlukan energi dan proses untuk menjadikan material bekas pakai menjadi material yang layak pakai.
3.Energy recovery
Enery recovery merupakan jenjang terendah dalam daur ulang. Semua material yang sudah tidak mungkin dipakai dibakar untuk memperoleh energi potensial yang masih terdapat dalam material melalui proses pembakarannya.Inti dari tujuan daur ulang ialah untuk memperpanjang usia guna suatu benda atau material. Semakin lama masa penggunaanbahan bangunan atau kemungkinan untuk digunakan kembali, semakin kecil pula kemungkinan bahan bangunan tersebut menimbulkan sampah dan puing yang mencemari lingkungan.
Konsep Reuse
Reuse memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode recycle (Smith,2004). Reuse tidak membutuhkan teknologi seperti yang dibutuhkan untuk melakukan proses recycle yang memerlukan teknik khusus.
Pengolahan Material Reuse
Komponen utama dalam industri daur ulang ialah bahan baku yang berupa barang bekas. Apabila bahan baku tidak tersedia maka aktivitas produksi akan terhenti. Bahan bakudapat diperoleh melalui mekanisme yangterbentuk secara alamiah di masyarakat manapemulung merupakan ujung tombaknya (Ervianto dkk, 2012).
Berikut salah satu penerapan re-use dengan bahan baku barang bekas untuk dijadikan batu bata daur ulang,

Penerapan Sampah Plastik dijadikan Batu Bata Ramah Lingkungan
Inovasi untuk mengurangi sampah plastik terus dilakukan. Salah satunya oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta. Produk yang dihasilkan dari daur ulang plastik pun cukup unik, yakni berupa ‘batu bata’ ramah lingkungan.
Menurut Kepala Sub Bidang Daur Ulang Sampah BLH Kota Yogyakarta, Faizah, hal ini untuk membantu mengurangi volume sampah di Jogja. Menurutnya, total sampah plastik yang dihasilkan Kota Yogyakarta mencapai 14% dari total 240 ton per hari.
Program ecobricks yang diperkenalkan oleh Russell Maier dan Ani Himawati sudah disosialisasikan ke masyarakat Jogja sejak Maret 2016. Program yang dilkukan bersama Jejaring Pengelola Sampah Mandiri dan warga kini telah menghasikan 6.000 ecobricks. ‘Batu bata’ ramah lingkungan ini  dibuat dengan cara memadatkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik. Botol plastik berukuran 600 mililiter dapat diisi dengan 250 gram sampah plastik atau setara dengan 2.500 lembar plastik bungkus mi instan.
Ecobricks dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan, misal meja atau kursi hingga alat permainan edukatif bagi anak. “Tinggal ditempel menggunakan lem silicon menjadi bentuk yang diinginkan. Pembuatannya sangat mudah, seharusnya seluruh masyarakat bisa membuatnya,” tutur Faizah pada Rabu (1/6). (uli/sumber: antaranews)
Ecobricks menjadi upaya mengurangi sampah plastik rumah tangga. Sesuai namanya, brick yang berarti bata dimaknai sebagai mengumpulkan sampah plastik di dalam botol kemudian disatukan dengan modul tertentu dan bisa diperlakukan seperti batu bata untuk membuat beragam benda.
"Kami memamerkan ecobrick ini dalam bentuk modul artinya ada beberapa metode penyusunan botol dan syarat yang harus dipenuhi supaya presisi dan bisa dibongkar pasang mirip lego," ujar Ani, dalam pembukaan pameran, Jumat, 6 Januari 2017.
Contoh bata dari sampah plastik.

Modul yang diterapkan pun beragam, mulai dari segi enam yang menerapkan tujuh botol, segi tiga dengan tiga botol, dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh warga Yogyakarta dan menurut data Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah ada 6.000 ecobrick yang dikumpulkan. Berdasarkan pengamatan, setiap rumah tangga di Yogyakarta bisa mengumpulkan 7 ecobrick dari botol ukuran 600 mililiter per bulan dari sampah plastik yang dikonsumsi.Tujuan akhir bukanlah menghasilkan ecobrick sebanyak-banyaknya melainkan meminimalkan penggunaan sampah plastik.
Contoh bangunan menggunakan ecobricks
Pengunjung melihat pameran yang menampilkan kegiatan pembuatan bata dari sampah plastik.
Kelebihan dari ecobrick ini adalah pemasangan pada bangunan mudah. Botol-botol disusun dan diikat menggunakan lumpur dan semen. Susunan botol  diperkuat dengan kawat yang mengikat leher botol-botol itu.
Seniman dari Kanada Russell Maier dan Antropolog Ani Himawati tengah menjelaskan pembuatan dan manfaat bata dari sampah plastik.

Russel mengungkapkan ecobrick diterapkan pertama di Suku Igorot Filipina dengan pertimbangan plastik tidak pantas berada di sungai, hutan, dan ladang.
        ‘’Ecobrick tidak dapat mengurangi jumlah sampah, namun dengan membuat ecobrick plastik bekas dapat diubah menjadi sesuatu benda yang lebih visioner” kata Russell merupakan bule penggagas pembuatan ecobrick asal Kanada. Oleh karena itu penggunaan plastik perlu dikurangi agar jumlah plastik tidak terus meningkat. Jumlah plastik yang terus meningkat tentunya juga akan menambah masalah pada lingkungan. Lingkungan yang bermasalah juga secara otomatis akan berpengaruh terhadap organisme yang berkaitan, termasuk manusia itu sendiri.
Menurutnya, kolaborasi dalam pameran ini bukan hanya tentang satu atau dua orang, melainkan cara bekerja dan solusi atas persoalan bumi dan kemanusiaan.
"Kita bisa bekerja bersama-sama untuk cara hidup yang baru dan bekerja dengan cara yang baru dan menjadi gambaran orang-orang bagaimana memperlakukan plastik," tandas Russel.
Kelebihan penggunaan ecobrick
1.Menghasilkan ecobrick sebanyak-banyaknya berarti meminimalkan penggunaan sampah plastik.
2.Membuat ecobrick plastik bekas berarti mengubah menjadi sesuatu benda yang lebih visioner
3.Hemat Anggaran dalam biaya pembangunan
4.Tahan Beban Kolaborasi antara botol plastik dan material padat yang dimasukkan ke dalamnya  membuat lebih kokoh. 
5.Konstruksi Hijau, bangunan botol plastik tergolong ramah lingkungan. Tidak seperti bata yang harus proses tradisionalnya dibakar, membutuhkan banyak kayu, serta berkontribusi pada penebangan hutan. Botol plastik tidak.
6.Strukturnya memiliki keuntungan lain antara lain tahan api, tahan peluru dan tahan gempa bumi
7.Suhu di dalam ruang bisa bertahan 18 derajat celcius yang cukup sejuk di kawasan tropis
Kekurangan penggunaan ecobrick
1.Finishing dinding tidak rata seperti halnya jika memakai batu bata

DAFTAR PUSTAKA

http://media.rooang.com/2014/10/8-kelebihan-rumah-botol-plastik/