Pengertian
Sustainable Aarchitecture
Sustainable
Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk
mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam
agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya
alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem
pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.
Berbagai konsep
dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam
efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan
material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Dalam manajemen limbah,
1.Membuat
sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor yang mandiri dan tidak membebani
sistem aliran air kota.
2.Membuat
benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan
yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.
Menurut
Berge dalam bukunya The Ecology
of Building Materials (2000), ada tiga tingkatan hierarkial
daur ulang sesuai dengan manfaatyang diperoleh, yaitu:
1.Re-use
Re-use atau penggunaan kembali ialah tingkatan tertinggi dalam daur
ulang, yaitu menggunakan kembali barang yang sudah dipakai namun masih memiliki
sisa umur.
2.Recycle
Recycle memerlukan energi dan proses untuk menjadikan material bekas pakai
menjadi material yang layak pakai.
3.Energy recovery
Enery recovery merupakan jenjang terendah dalam daur ulang. Semua material yang sudah
tidak mungkin dipakai dibakar untuk memperoleh energi potensial yang masih terdapat
dalam material melalui proses pembakarannya.Inti dari tujuan daur ulang ialah
untuk memperpanjang usia guna suatu benda atau material. Semakin lama masa
penggunaanbahan bangunan atau kemungkinan untuk digunakan kembali, semakin
kecil pula kemungkinan bahan bangunan tersebut menimbulkan sampah dan puing
yang mencemari lingkungan.
Konsep Reuse
Reuse memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode recycle (Smith,2004). Reuse tidak membutuhkan teknologi seperti yang
dibutuhkan untuk melakukan proses recycle yang memerlukan teknik khusus.
Pengolahan Material Reuse
Komponen
utama dalam industri daur ulang ialah bahan baku yang berupa barang bekas. Apabila
bahan baku tidak tersedia maka aktivitas produksi akan terhenti. Bahan
bakudapat diperoleh melalui mekanisme yangterbentuk secara alamiah di
masyarakat manapemulung merupakan ujung tombaknya (Ervianto dkk, 2012).
Berikut salah satu penerapan re-use
dengan bahan baku barang bekas untuk dijadikan batu bata daur ulang,
Penerapan Sampah Plastik dijadikan Batu Bata Ramah
Lingkungan
Inovasi untuk
mengurangi sampah plastik terus dilakukan. Salah satunya oleh Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Kota Yogyakarta. Produk yang dihasilkan dari daur ulang plastik pun
cukup unik, yakni berupa ‘batu bata’ ramah lingkungan.
Menurut Kepala Sub
Bidang Daur Ulang Sampah BLH Kota Yogyakarta, Faizah, hal ini untuk membantu
mengurangi volume sampah di Jogja. Menurutnya, total sampah plastik yang
dihasilkan Kota Yogyakarta mencapai 14% dari total 240 ton per hari.
Program ecobricks yang
diperkenalkan oleh Russell Maier dan Ani Himawati sudah disosialisasikan ke
masyarakat Jogja sejak Maret 2016. Program yang dilkukan bersama Jejaring
Pengelola Sampah Mandiri dan warga kini telah menghasikan 6.000 ecobricks.
‘Batu bata’ ramah lingkungan ini dibuat dengan cara memadatkan sampah
plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik. Botol plastik
berukuran 600 mililiter dapat diisi dengan 250 gram sampah plastik atau setara
dengan 2.500 lembar plastik bungkus mi instan.
Ecobricks dapat
dimanfaatkan untuk beragam keperluan, misal meja atau kursi hingga alat
permainan edukatif bagi anak. “Tinggal ditempel menggunakan lem silicon menjadi
bentuk yang diinginkan. Pembuatannya sangat mudah, seharusnya seluruh
masyarakat bisa membuatnya,” tutur Faizah pada Rabu (1/6). (uli/sumber:
antaranews)
Ecobricks menjadi upaya
mengurangi sampah plastik rumah tangga. Sesuai namanya, brick yang
berarti bata dimaknai sebagai mengumpulkan sampah plastik di dalam botol
kemudian disatukan dengan modul tertentu dan bisa diperlakukan seperti batu
bata untuk membuat beragam benda.
"Kami
memamerkan ecobrick ini dalam bentuk modul artinya ada
beberapa metode penyusunan botol dan syarat yang harus dipenuhi supaya presisi
dan bisa dibongkar pasang mirip lego," ujar Ani, dalam pembukaan pameran,
Jumat, 6 Januari 2017.
Modul yang
diterapkan pun beragam, mulai dari segi enam yang menerapkan tujuh botol, segi
tiga dengan tiga botol, dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini
sudah dilakukan oleh warga Yogyakarta dan menurut data Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah ada
6.000 ecobrick yang dikumpulkan. Berdasarkan pengamatan, setiap rumah
tangga di Yogyakarta bisa mengumpulkan 7 ecobrick dari botol ukuran
600 mililiter per bulan dari sampah plastik yang dikonsumsi.Tujuan akhir
bukanlah menghasilkan ecobrick sebanyak-banyaknya melainkan
meminimalkan penggunaan sampah plastik.
Kelebihan dari ecobrick ini adalah pemasangan pada bangunan
mudah. Botol-botol disusun dan diikat menggunakan lumpur dan semen. Susunan
botol diperkuat dengan kawat yang
mengikat leher botol-botol itu.
Seniman dari Kanada Russell Maier dan
Antropolog Ani Himawati tengah menjelaskan pembuatan dan manfaat bata dari
sampah plastik.
Russel
mengungkapkan ecobrick diterapkan pertama di Suku Igorot
Filipina dengan pertimbangan plastik tidak pantas berada di sungai, hutan, dan
ladang.
‘’Ecobrick tidak
dapat mengurangi jumlah sampah, namun dengan membuat ecobrick plastik bekas dapat diubah menjadi
sesuatu benda yang lebih visioner” kata Russell merupakan bule penggagas
pembuatan ecobrick asal Kanada. Oleh
karena itu penggunaan plastik perlu dikurangi agar jumlah plastik tidak terus
meningkat. Jumlah plastik yang terus meningkat tentunya juga akan menambah
masalah pada lingkungan. Lingkungan yang bermasalah juga secara otomatis akan
berpengaruh terhadap organisme yang berkaitan, termasuk manusia itu sendiri.
Menurutnya,
kolaborasi dalam pameran ini bukan hanya tentang satu atau dua orang, melainkan
cara bekerja dan solusi atas persoalan bumi dan kemanusiaan.
"Kita bisa bekerja bersama-sama
untuk cara hidup yang baru dan bekerja dengan cara yang baru dan menjadi
gambaran orang-orang bagaimana memperlakukan plastik," tandas Russel.
Kelebihan
penggunaan ecobrick
1.Menghasilkan ecobrick sebanyak-banyaknya
berarti meminimalkan penggunaan sampah plastik.
2.Membuat ecobrick plastik bekas berarti
mengubah menjadi sesuatu benda yang lebih visioner
3.Hemat Anggaran dalam biaya pembangunan
4.Tahan Beban Kolaborasi
antara botol plastik dan material padat yang dimasukkan ke dalamnya membuat lebih kokoh.
5.Konstruksi Hijau, bangunan botol
plastik tergolong ramah lingkungan. Tidak seperti bata yang harus proses
tradisionalnya dibakar, membutuhkan banyak kayu, serta berkontribusi pada
penebangan hutan. Botol plastik tidak.
7.Suhu di dalam ruang bisa bertahan 18 derajat
celcius yang cukup sejuk di kawasan tropis
Kekurangan penggunaan ecobrick
1.Finishing dinding tidak rata seperti
halnya jika memakai batu bata
DAFTAR PUSTAKA
http://media.rooang.com/2014/10/8-kelebihan-rumah-botol-plastik/