PENGERTIAN
ARSITEKTUR HIJAU ( GREEN ARCHITECTURE )
Arsitektur
hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan
yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air
dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan
binaan yang:
·
Efisien dalam penggunaan energi, air dan segala
sumber daya yang ada.
·
Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan
penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya,
·
Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan
lingkungan.
PASSIVE BUILDING DESIAN
Merupakan pendekatan desain dari
sebuah bangunan yang disesuaikan dengan iklim dan lingkungan sekitarnya.
Bangunan yang dibangun di iklim tropis haruslah menyesuaikan dengan iklim
tropis itu tersebut, hal sederhana yang nampak jelas adalah, penggunaan atap
miring pada bangunan, adalah untuk menyesuaikan bangunan dengan curah hujan
yang tinggi di iklim tropis. Salah satu pendekatan populer dalam
dunia arsitektur adalah dengan penggunaan greenery pada
bangunan. Istilah greenery di sini merupakan sebutan dari
penggunaan “tanaman” pada elemen fasad bangunan. Tanaman yang digunakan
menjadikan pencitraan dari bangunan tersebut,
sebagai bangunan yang “Go green” atau ramah lingkungan, digolongkan kedalam
pendekatan Passive Building Desain.
PENGERTIAN ATAP HIJAU
( GREEN ROOF )
Atap hijau (green roof) adalah atap sebuah bangunan yang sebagian atau
seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas membran
anti air. Ini juga termasuk lapisan tambahan seperti penghalang akar dan
drainase sebagai sistem irigasi. (Penggunaan “hijau” mengacu pada tren yang
berkembang secara ramah lingkungan dan tidak mengacu pada atap yang hanya
berwarna hijau, seperti genteng berwarna hijau atau herpes zoster.)
Istilah green roof juga dapat digunakan untuk
menunjukkan atap yang menggunakan beberapa bentuk “teknologi hijau”, seperti
atap dingin, atap dengan kolektor panas matahari atau modul fotovoltaik. Green
roof juga disebut sebagai eco-roof, oikosteges, atap tumbuhan, dan atap hidup.
Pengertian atap hijau (green roof) tidak sama dengan pengertian taman atap
(roof garden). Pada taman atap (roof garden), ciri khas utamanya
adalah adanya tanaman dalam suatu wadah dan berbentuk sebuah taman. Sedangkan
atap hijau (green roof) adalah sebuah struktur bangunan terintegrasi yang
memungkinkan adanya sistem drainase dan lebih konsisten pada distribusi beban
berat di seluruh bagian atap.
Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ‘’Atap Hijau ‘’ merupakan produk arsitektur
pasif dari arsitekur hijau yang berhubungan dengan sumber daya alam yang berfungsi meminimalisasi konsumsi sumber
daya alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan
material non polusi serta daur ulang. Pendekatan pasif dalam desain bangunan diartikan
dengan mengoptimalisasi sebuah desain bangunan untuk mengadaptasi dan juga
memanfaatkan lingkungan sekitarnya, untuk memiliki peran dalam sebuah bangunan,
dengan harapan memnimalisir penggunaan energi dari bangunan tersebut.
SEJARAH
PERKEMBANGAN GREEN ROOF
Pengembangan
taman atap modern (roof garden atau atap hijau) adalah sebuah fenomena yang
relatif baru. Roof garden teknologi pertama kali dikembangkan di Jerman pada
tahun 1980-an yang kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya seperti
Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia. Bahkan saat ini,
diperkirakan 10% dari semua bangunan di Jerman memiliki taman atap. Selain
Jerman, Austria (Linz kota) telah mengembangkan sebuah proyek taman atap sejak
tahun 1983, serta Swiss mulai intensif mengembangkan taman atap sejak tahun
1990.
Di
Inggris, London dan Sheffield pemerintah kota bahkan telah membuat kebijakan
khusus mengenai pengembangan taman atap. Pengembangan taman atap juga populer
di Amerika Serikat meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman
atap pertama kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta,
Portland, Washington, dan New York (Wikipedia, 2008). Beberapa negara di Asia
seperti Jepang, Korea, Hong Kong, Cina dan Singapura adalah aktivis dalam
proyek taman atap.
Konsep
“Green Roof” mulai dikenal manusia pada abad ke 7 di Babylon (sekarang Iran)
sebuah hasil mahakarya dari seorang raja bernama KING NEBUCHADNEZZAR II yang
sering disebut ”TAMAN GANTUNG BABYLON atau THE HANGING GARDEN BABYLON”. Karya
ini dipersembahkan sang raja kepada istrinya yang bernama AMYISTIS syahdan
disebabkan istri raja yang berasal dari suatu kawasan yang hijau, maka raja
berinisiatif untuk membuat supaya sang istri merasa betah dan masih merasa
tinggal didaerah seperti daerah asalnya. Era sekarang, kebangkitan dari taman
gantung ini dikenal dengan nama “Green Roof Technology”,teknologi ini bukan
hanya sekedar gerakan penghijauan semata lebih dari itu teknologi ini dapat
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.
The hanging garden Babylon
JENIS GREEN ROOF
a. Roof garden ekstensif (Green Roof luas), jenis biaya roof garden
pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah) dangkal, dan tanaman yang
digunakan adalah tanaman hias ringan.Roof garden memiliki skala yang bangunan
ringan dan sempit yang banyak digunakan di rumah yang tidak terlalu luas
seperti garasi, atap, teras, atau dinding.
b. Roof garden ekstensif Semi
(Semi-Extensive Green Roof), taman atap memiliki kedalaman media tanam (tanah)
lebih dari sebuah taman atap yang luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman
dan lebih dekoratif. Taman atap membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.
c. Roof Garden Intensif (Intensive
Green Roof), taman atap memiliki ukuran luas dari struktur yang besar dan kuat,
mampu menampung berbagai jenis tanaman kecil dan besar (pohon).Taman atap jenis
ini banyak digunakan pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat digunakan
sebagai sarana rekreasi.
KOMPONEN POKOK
TEKNOLOGI GREEN ROOF
|
- Pemasangan selaput anti air (waterproof
membrane) Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemasangan
membran tahan air (waterproof membrane) sebagai penentu berhasil
atau tidaknya suatu sistem pengelolaan stormwater. Seringkali air hujan
merembes sehingga menyebabkan kegagalan dalam pengelolaannya. Material
membran atau pelapis dapat menggunakan aspal hingga terpal.
- Tambahkan penopang akar Jika memilih bahan
aspal sebagai membrane pelapis atap, maka perlu dipasang lapisan tambahan
agar tanaman mendapatkan nutrisi serta akarnya dapat tertopang dengan
baik. Dapat menggunakan beton selain menggunakan cellular glass yang
berfungsi sebagai penyekat.
- Layer drainase Layer atau lapisan drainase
berfungsi untuk mengatasi air yang meluap sehingga tidak menimbulkan
genangan pada atap. Layer dapat dibuat dari campuran kerikil dengan batu
apung dengan ketebalan lapisan disesuaikan dengan luasan area. Kapasitas
material drainase yang digunakan harus dapat menjangkau saluran air.
Semakin dekat dengan saluran pembuangan air, maka semakin tebal lapisan
drainase yang perlu dibuat.
- Pemasangan filter. Filter yang baik untuk
digunakan adalah filter yang memiliki sistem penyaring yang sangat tipis
namun kuat dan berdaya serap tinggi, sehingga selagi mengalirkan air
dari green roof ke saluran pembuangan, pasir maupun
menahan batuan kerikil yang terbawa arus agar tidak ikut tersaring.
Keberadaan akar tanaman juga menjadi penunjang dalam penetrasi lapisan.
Bahan yang dapat digunakan diantaranya polyester ataupun polypropylene.
- Media tanam Media tanam yang popular digunakan
adalah tanah namun dapat memicu tumbuhnya rumput liar sehingga harus
menambahkan gulma atau patgen pada tanah tersebut. Oleh karena itu,
beberapa beralih menggunakan komponen anorganik seperti tanah liat atau
pasir yang ditambahkan dengan humus atau lapisan tanah yang paling atas
karena mengandung nutrisi yang baik untuk tumbuhan agar dapat tumbuh
subur.
- Install drip
irrigation Drip irrigation dibutuhkan
pada saat awal penanaman yang berfungsi untuk menyediakan air secara
merata pada seluruh tanaman khususnya pada bagian akar. Drip irrigation juga dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan pupuk pada saat tanaman baru selesai
ditanam.
- Penanaman Tumbuhan Pemilihan
jenis tanaman perlu mempertimbangkan cuaca dan iklim di lingkungan serta
tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
MANFAAT
GREEN ROOF PADA LINGKUNGAN
1.
Keuntungan EKOLOGI
a.
Mereduksi “Urban Heat Island Effect”
“Green Roof” dapat mengendalikan dan menciptakan iklim mikro
bertindak sebagai pendingin dan kelembaban udara sekitar selain itu dapat juga
berperan sebagai penangkap partikel polusi perkotaan dan CO2 yang terdapat pada
udara dan debu.
b.
Menetralisasi Polusi Suara
Dengan pengaturan disain lansekap melalui komposisi tanaman
pada area atap dapat meminimaliskan polusi suara sampai 8 db.
c.
Menciptakan Habitat bagi kehidupan Alam Liar
Dengan pemilihan dan konsep
disain lansekap taman yang tepat menimbulkan efek positif dengan memperbesar /
menambah luas ruang habitat bagi kehidupan alam liar seperti burung-burung
diperkotaan maupun fauna lainnya.
2. Keuntungan
EKONOMI
a.
Penambahan Ruang Aktif
Dengan kreasi para arsitek lansekap mendisain area atap
menjadi “taman gantung atau Roof Garden” maka cara ini akan menambah ruang
untuk aktivitas interaksi. Hal ini sangat membantu pada daerah perkotaan dimana
cadangan tanah tidak tersedia.
b.
Meminimaliskan Biaya pemeliharaan dan renovasi
Teknologi “Green Roof” merupakan lapisa “water proofing”
hidup berfungsi untuk memproteksi bangunan dari Energi UV ray, temperature suhu
energi matahari yang ekstrem,hasil study elah membuktikan bahwa dengan adanya
lapisan “green roof” ini dapat menambah umur lapisan tradisional “water
proofing” berumur lebih dari 40 Tahun.
c.
Mereduksi Air Buangan
Dengan adanya lapisan “green Roof” dapat memperkecil volume
kandungan air akibat curah hujan sebanyak 50-90% dan menjadi lapisan filter bagi
partikel-partikel polusi yang terkandung didalamnya.akibatnya Volume air tidak
menjadi beban bagi aliran pembuangan.
d.
Pendidikan Bagi generasi penerus
Merupakan suatu “Living Monument” bagi
pendidikan tentang arti lingkungan hidup bagi generasi penerus
KELEMAHAN GREEN ROOF
Kelemahan utama dari green roof adalah biaya awal yang cukup mahal. Beberapa
jenis green roof memang
menuntut standar struktural bangunan yang lebih kompleks, terutama di wilayah
gempa dunia.
Beberapa bangunan yang ada
tidak dapat dipasang dengan beberapa jenis green roof karena beban berat substrat dan vegetasi
yang melebihi standar pembebanan biasa. Besarnya biaya yang dibutuhkan
tergantung pada jenis green roof yang
digunakan, biaya pemeliharaan bisa lebih tinggi, tetapi terdapat beberapa
jenis green roof yang
hanya membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih hemat.
PENGAPLIKASIAN GREEN ROOF PADA BANGUNAN
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY
Nanyang Technological
University (NTU) mulai diresmikan pada tahun 1991. Awalnya, Nanyang
Technological University merupakan hasil gabungan dari 15 sekolah yang memiliki
berbagai bidang studi seperti Sekolah Teknik, NIE, Nanyang Business School dan
Nanyang Technological Institute (NTI) dan National Institute of Education (NIE).
NTU merupakan salah satu dari dua universitas negeri terbesar yang berada di Singapura.
Memiliki konsep high perfomance building & earth
friendly. Bangunan ini menerapkan fasad kaca yang mengurangi solar gain dan heat load sehingga mendapatkan natural views dan pencahayaan yang
efektif.sehingga suhu ruangan terjaga namun tidak mengurangi natural view dan
pencahayaan yang efektif pada bangunan. Bangunan ini juga terkenal karena
adanya Green roof yang melengkung di atas bangunan yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau. Ruang ini difungsikan sebagai tempat berkumpul yang
indah di tengah suasana kota yang padat.
Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan. Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar. Dan desain bagian atap dibuat seperti bukit yang berfungsi sebagai lantai untuk berjalan kebagian atas gedung yang punya 5 lantai.Bentuk atap yang melengkung dapat menciptakan ruang terbuka dan mendinginkan udara sekitarnya. Ketika hujan turun, gedung tersebut mengumpulkan air hujan untuk mengairi lahan di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.berkuliah.com/2014/10/universitas-singapura-profil-nanyang.html
http://rahim-sekawan.blogspot.co.id/2012/01/green-roof.html?m=1
https://o2indonesia.wordpress.com/2015/03/19/green-roof-dan-green-wall/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar