Selasa, 26 Desember 2017

PENGERTIAN ARSITEKTUR HIJAU ( GREEN ARCHITECTURE )

Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:

·       Efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
·       Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya,
·       Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.


PASSIVE BUILDING DESIAN
Merupakan pendekatan desain dari sebuah bangunan yang disesuaikan dengan iklim dan lingkungan sekitarnya. Bangunan yang dibangun di iklim tropis haruslah menyesuaikan dengan iklim tropis itu tersebut, hal sederhana yang nampak jelas adalah, penggunaan atap miring pada bangunan, adalah untuk menyesuaikan bangunan dengan curah hujan yang tinggi di iklim tropis. Salah satu pendekatan populer dalam dunia arsitektur adalah dengan penggunaan greenery pada bangunan. Istilah greenery di sini merupakan sebutan dari penggunaan “tanaman” pada elemen fasad bangunan. Tanaman yang digunakan menjadikan pencitraan dari bangunan tersebut, sebagai bangunan yang “Go green” atau ramah lingkungan, digolongkan kedalam pendekatan Passive Building Desain

PENGERTIAN ATAP HIJAU ( GREEN ROOF )
            Atap hijau (green roof) adalah atap sebuah bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas membran anti air. Ini juga termasuk lapisan tambahan seperti penghalang akar dan drainase sebagai sistem irigasi. (Penggunaan “hijau” mengacu pada tren yang berkembang secara ramah lingkungan dan tidak mengacu pada atap yang hanya berwarna hijau, seperti genteng berwarna hijau atau herpes zoster.)
Istilah green roof juga dapat digunakan untuk menunjukkan atap yang menggunakan beberapa bentuk “teknologi hijau”, seperti atap dingin, atap dengan kolektor panas matahari atau modul fotovoltaik. Green roof juga disebut sebagai eco-roof, oikosteges, atap tumbuhan, dan atap hidup.
            Pengertian atap hijau (green roof) tidak sama dengan pengertian taman atap (roof garden). Pada taman atap (roof garden), ciri khas utamanya adalah adanya tanaman dalam suatu wadah dan berbentuk sebuah taman. Sedangkan atap hijau (green roof) adalah sebuah struktur bangunan terintegrasi yang memungkinkan adanya sistem drainase dan lebih konsisten pada distribusi beban berat di seluruh bagian atap.
Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ‘’Atap Hijau ‘’ merupakan produk arsitektur pasif dari arsitekur hijau yang berhubungan dengan  sumber daya alam yang berfungsi meminimalisasi konsumsi sumber daya alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material non polusi serta daur ulang.  Pendekatan pasif dalam desain bangunan diartikan dengan mengoptimalisasi sebuah desain bangunan untuk mengadaptasi dan juga memanfaatkan lingkungan sekitarnya, untuk memiliki peran dalam sebuah bangunan, dengan harapan memnimalisir penggunaan energi dari bangunan tersebut.
SEJARAH PERKEMBANGAN GREEN ROOF
Pengembangan taman atap modern (roof garden atau atap hijau) adalah sebuah fenomena yang relatif baru. Roof garden teknologi pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia. Bahkan saat ini, diperkirakan 10% dari semua bangunan di Jerman memiliki taman atap. Selain Jerman, Austria (Linz kota) telah mengembangkan sebuah proyek taman atap sejak tahun 1983, serta Swiss mulai intensif mengembangkan taman atap sejak tahun 1990.
Di Inggris, London dan Sheffield pemerintah kota bahkan telah membuat kebijakan khusus mengenai pengembangan taman atap. Pengembangan taman atap juga populer di Amerika Serikat meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman atap pertama kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta, Portland, Washington, dan New York (Wikipedia, 2008). Beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea, Hong Kong, Cina dan Singapura adalah aktivis dalam proyek taman atap.
Konsep “Green Roof” mulai dikenal manusia pada abad ke 7 di Babylon (sekarang Iran) sebuah hasil mahakarya dari seorang raja bernama KING NEBUCHADNEZZAR II yang sering disebut ”TAMAN GANTUNG BABYLON atau THE HANGING GARDEN BABYLON”. Karya ini dipersembahkan sang raja kepada istrinya yang bernama AMYISTIS syahdan disebabkan istri raja yang berasal dari suatu kawasan yang hijau, maka raja berinisiatif untuk membuat supaya sang istri merasa betah dan masih merasa tinggal didaerah seperti daerah asalnya. Era sekarang, kebangkitan dari taman gantung ini dikenal dengan nama “Green Roof Technology”,teknologi ini bukan hanya sekedar gerakan penghijauan semata lebih dari itu teknologi ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup.


The hanging garden Babylon

JENIS GREEN ROOF

a.    Roof garden ekstensif (Green Roof luas), jenis biaya roof garden pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah) dangkal, dan tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan.Roof garden memiliki skala yang bangunan ringan dan sempit yang banyak digunakan di rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap, teras, atau dinding.
b.    Roof garden ekstensif Semi (Semi-Extensive Green Roof), taman atap memiliki kedalaman media tanam (tanah) lebih dari sebuah taman atap yang luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman dan lebih dekoratif. Taman atap membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.
c.    Roof Garden Intensif (Intensive Green Roof), taman atap memiliki ukuran luas dari struktur yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai jenis tanaman kecil dan besar (pohon).Taman atap jenis ini banyak digunakan pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi.
KOMPONEN POKOK TEKNOLOGI GREEN ROOF

DETAIL GREEN ROOF
 





  1. Pemasangan selaput anti air (waterproof membrane) Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemasangan membran tahan air (waterproof membrane) sebagai penentu berhasil atau tidaknya suatu sistem pengelolaan stormwater. Seringkali air hujan merembes sehingga menyebabkan kegagalan dalam pengelolaannya. Material membran atau pelapis dapat menggunakan aspal hingga terpal.
  2. Tambahkan penopang akar Jika memilih bahan aspal sebagai membrane pelapis atap, maka perlu dipasang lapisan tambahan agar tanaman mendapatkan nutrisi serta akarnya dapat tertopang dengan baik. Dapat menggunakan beton selain menggunakan cellular glass yang berfungsi sebagai penyekat.
  3. Layer drainase Layer atau lapisan drainase berfungsi untuk mengatasi air yang meluap sehingga tidak menimbulkan genangan pada atap. Layer dapat dibuat dari campuran kerikil dengan batu apung dengan ketebalan lapisan disesuaikan dengan luasan area. Kapasitas material drainase yang digunakan harus dapat menjangkau saluran air. Semakin dekat dengan saluran pembuangan air, maka semakin tebal lapisan drainase yang perlu dibuat.
  4. Pemasangan filter. Filter yang baik untuk digunakan adalah filter yang memiliki sistem penyaring yang sangat tipis namun kuat dan berdaya serap tinggi, sehingga selagi mengalirkan air dari green roof ke saluran pembuangan, pasir maupun menahan batuan kerikil yang terbawa arus agar tidak ikut tersaring. Keberadaan akar tanaman juga menjadi penunjang dalam penetrasi lapisan. Bahan yang dapat digunakan diantaranya polyester ataupun polypropylene.
  5. Media tanam Media tanam yang popular digunakan adalah tanah namun dapat memicu tumbuhnya rumput liar sehingga harus menambahkan gulma atau patgen pada tanah tersebut. Oleh karena itu, beberapa beralih menggunakan komponen anorganik seperti tanah liat atau pasir yang ditambahkan dengan humus atau lapisan tanah yang paling atas karena mengandung nutrisi yang baik untuk tumbuhan agar dapat tumbuh subur.
  6. Install drip irrigation Drip irrigation dibutuhkan pada saat awal penanaman yang berfungsi untuk menyediakan air secara merata pada seluruh tanaman khususnya pada bagian akar. Drip irrigation juga dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pupuk pada saat tanaman baru selesai ditanam.
  7. Penanaman Tumbuhan Pemilihan jenis tanaman perlu mempertimbangkan cuaca dan iklim di lingkungan serta tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
MANFAAT GREEN ROOF PADA LINGKUNGAN
1.    Keuntungan EKOLOGI
a.    Mereduksi “Urban Heat Island Effect”
              “Green Roof” dapat mengendalikan dan menciptakan iklim mikro bertindak sebagai pendingin dan kelembaban udara sekitar selain itu dapat juga berperan sebagai penangkap partikel polusi perkotaan dan CO2 yang terdapat pada udara dan debu.
b.    Menetralisasi Polusi Suara
              Dengan pengaturan disain lansekap melalui komposisi tanaman pada area atap dapat meminimaliskan polusi suara sampai 8 db.
c.     Menciptakan Habitat bagi kehidupan Alam Liar
Dengan pemilihan dan konsep disain lansekap taman yang tepat menimbulkan efek positif dengan memperbesar / menambah luas ruang habitat bagi kehidupan alam liar seperti burung-burung diperkotaan maupun fauna lainnya.
2.    Keuntungan EKONOMI
a.    Penambahan Ruang Aktif
              Dengan kreasi para arsitek lansekap mendisain area atap menjadi “taman gantung atau Roof Garden” maka cara ini akan menambah ruang untuk aktivitas interaksi. Hal ini sangat membantu pada daerah perkotaan dimana cadangan tanah tidak tersedia.
b.    Meminimaliskan Biaya pemeliharaan dan renovasi
              Teknologi “Green Roof” merupakan lapisa “water proofing” hidup berfungsi untuk memproteksi bangunan dari Energi UV ray, temperature suhu energi matahari yang ekstrem,hasil study elah membuktikan bahwa dengan adanya lapisan “green roof” ini dapat menambah umur lapisan tradisional “water proofing” berumur lebih dari 40 Tahun.
c.     Mereduksi Air Buangan
              Dengan adanya lapisan “green Roof” dapat memperkecil volume kandungan air akibat curah hujan sebanyak 50-90% dan menjadi lapisan filter bagi partikel-partikel polusi yang terkandung didalamnya.akibatnya Volume air tidak menjadi beban bagi aliran pembuangan.
d.    Pendidikan Bagi generasi penerus
               Merupakan suatu “Living Monument” bagi pendidikan tentang arti lingkungan hidup bagi generasi penerus

KELEMAHAN GREEN ROOF
Kelemahan utama dari green roof adalah biaya awal yang cukup mahal. Beberapa jenis green roof memang menuntut standar struktural bangunan yang lebih kompleks, terutama di wilayah gempa dunia.
Beberapa bangunan yang ada tidak dapat dipasang dengan beberapa jenis green roof  karena beban berat substrat dan vegetasi yang melebihi standar pembebanan biasa. Besarnya biaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis green roof yang digunakan, biaya pemeliharaan bisa lebih tinggi, tetapi terdapat beberapa jenis green roof  yang hanya membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih hemat.
PENGAPLIKASIAN GREEN ROOF PADA BANGUNAN
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY
Nanyang Technological University (NTU) mulai diresmikan pada tahun 1991. Awalnya, Nanyang Technological University merupakan hasil gabungan dari 15 sekolah yang memiliki berbagai bidang studi seperti Sekolah Teknik, NIE, Nanyang Business School dan Nanyang Technological Institute (NTI) dan National Institute of Education (NIE). NTU merupakan salah satu dari dua universitas negeri terbesar yang berada di Singapura.
Memiliki konsep high perfomance building & earth friendly. Bangunan ini menerapkan fasad kaca yang mengurangi solar gain dan heat load sehingga mendapatkan natural views dan pencahayaan yang efektif.sehingga suhu ruangan terjaga namun tidak mengurangi natural view dan pencahayaan yang efektif pada bangunan. Bangunan ini juga terkenal karena adanya Green roof yang melengkung di atas bangunan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.  Ruang ini difungsikan sebagai tempat berkumpul yang indah di tengah suasana kota yang padat.


PERSPEKTIF
 

TANGGA PADA ATAP
 

KONDISI PADA MALAM HARI
 
    

            Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan. Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar. Dan  desain bagian atap dibuat seperti bukit yang berfungsi sebagai lantai untuk berjalan kebagian atas gedung yang punya 5 lantai.Bentuk atap yang melengkung dapat menciptakan ruang terbuka dan mendinginkan udara sekitarnya. Ketika hujan turun, gedung tersebut mengumpulkan air hujan untuk mengairi lahan di sekitarnya.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.berkuliah.com/2014/10/universitas-singapura-profil-nanyang.html




http://rahim-sekawan.blogspot.co.id/2012/01/green-roof.html?m=1
https://o2indonesia.wordpress.com/2015/03/19/green-roof-dan-green-wall/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar